Hampir semua pemilik website menginginkan banyak visitor mengunjungi webnya. Visitor yang banyak seringkali dipandang sebagi tolok ukur sukses tidaknya sebuah website.
Untuk mendatangkan visitor sendiri berbagai upaya bisa dilakukan oleh webmaster. Baik dengan cara iklan (paid traffic) maupun cara organic (SEO) atau promosi ke sosmed.
Metode organik atau SEO banyak dipilih orang karena bisa digunakan dalam jangka panjang. Biaya seo sendiri beragam dari yang mahal sampai murah atau bahkan gratis jika dilakukan sendiri.
SEO bisa dilakukan dengan cara membuat konten website kita menjadi serelevan mungkin dengan apa yang dicari oleh orang orang di mesin pencari. Perlu proses yang panjang dan cukup melelahkan memang untuk benar benar mengoptimasi web di mesin pencari ini.
Dan karena itu banyak yang kemudian menggunakan shortcut dalam optimasi ini. Alih alih melakukan optimasi sehingga web bisa serelevan mungkin banyak orang yang malah coba mengakali google dengan berbagai metode.
Metode metode ngakali google ini beragam mulai dari cloaking, keyword stuffing, spin article, spamming dan lain sebagainya. Bahkan tak sedikit yang ngakunya jasa seo menggunakan cara ini.
Kalau kita berada di tahun tahun 2000an awal mungkin cara ini akan berhasil. Akan tetapi google terus berkembang mereka kini mulai bisa membedakan mana konten yang benar benar relevan dan mana konten yang hanya dibuat seolah olah relevan.
Dengan berbagai algoritmanya kini google berusaha menjadikan pencarian seefektif mungkin. Sehingga web web yang hanya melakukan stuffing keyword, cloaking dan sejenisnya mulai merasakan dampaknya. Dampak ini bisa berupa deindex ataupun yang lainnya. Yang terbaru dan banyak dirasakan oleh para webmaster topi hitam sih adalah berkurangnya jumlah indeks. Website yang tadinya di google terindeks sampai ribuan atau bahkan lebih setelah ada tindakan dari google indeksnya hanya sisa 4 saja saat dicari dengan keyword site:namadomain.